Selasa, 22 Februari 2011

IPTABLES

Tulisan ini ditujukan untuk memberikan pengetahuan dasar mengenai pemfilteran paket menggunakan IPTables pada Linux. Tulisan ini bersifat general yang menjelaskan secara umum bagaimana sintaks IPTables dibuat. Beberapa (banyak?) bagian dari tulisan diambil dari official site IPTables. Tidak ada copyright apapun dalam dokumen ini, anda bebas menyalin, mencetak, maupun memodifikasi (dengan menyertakan nama penulis asli). Kritik, koreksi, saran dan lain-lain silahkan dialamatkan ke email tersebut di atas. Semoga bermanfaat.

1. Persiapan

Sebelum mulai, diharapkan pembaca sudah memiliki pengetahuan dasar mengenai TCP/IP karena hal ini merupakan dasar dari penggunaan IPTables. Ada (sangat) banyak resource yang mendokumentasikan konsep dasar tentang TCP/IP, baik itu secara online maupun cetak. Silahkan googling untuk mendapatkannya.
Hal berikutnya yang harus anda persiapkan adalah sebuah komputer yang terinstall Linux. Akan lebih baik jika komputer anda memiliki 2 buah network interface card, sebab bisa menjalankan fungsi packet forwarding. Disarankan anda menggunakan linux dengan kernel 2.4 ke atas, karena (setahu saya) linux dengan kernel 2.4 ke atas sudah memiliki dukungan IPTables secara default, sehingga anda tidak perlu mengkompilasi ulang kernel anda. Bagi anda yang menggunakan kernel 2.2 atau sebelumnya, anda harus melakukan kompilasi kernel untuk memasukkan dukungan IPTables. Silahkan lihat tutorial Kompilasi kernel 2.4.x di Linux oleh mas Asfik.

2. Pendahuluan

IPTables memiliki tiga macam daftar aturan bawaan dalam tabel penyaringan, daftar tersebut dinamakan rantai firewall (firewall chain) atau sering disebut chain saja. Ketiga chain tersebut adalah INPUT, OUTPUT dan FORWARD.

Pada diagram tersebut, lingkaran menggambarkan ketiga rantai atau chain. Pada saat sebuah paket sampai pada sebuah lingkaran, maka disitulah terjadi proses penyaringan. Rantai akan memutuskan nasib paket tersebut. Apabila keputusannnya adalah DROP, maka paket tersebut akan di-drop. Tetapi jika rantai memutuskan untuk ACCEPT, maka paket akan dilewatkan melalui diagram tersebut.

Sebuah rantai adalah aturan-aturan yang telah ditentukan. Setiap aturan menyatakan “jika paket memiliki informasi awal (header) seperti ini, maka inilah yang harus dilakukan terhadap paket”. Jika aturan tersebut tidak sesuai dengan paket, maka aturan berikutnya akan memproses paket tersebut. Apabila sampai aturan terakhir yang ada, paket tersebut belum memenuhi salah satu aturan, maka kernel akan melihat kebijakan bawaan (default) untuk memutuskan apa yang harus dilakukan kepada paket tersebut. Ada dua kebijakan bawaan yaitu default DROP dan default ACCEPT.

Jalannya sebuah paket melalui diagram tersebut bisa dicontohkan sebagai berikut:

Perjalanan paket yang diforward ke host yang lain
1. Paket berada pada jaringan fisik, contoh internet.
2. Paket masuk ke interface jaringan, contoh eth0.
3. Paket masuk ke chain PREROUTING pada table Mangle. Chain ini berfungsi untuk me-mangle (menghaluskan) paket, seperti merubah TOS, TTL dan lain-lain.
4. Paket masuk ke chain PREROUTING pada tabel nat. Chain ini berfungsi utamanya untuk melakukan DNAT (Destination Network Address Translation).
5. Paket mengalami keputusan routing, apakah akan diproses oleh host lokal atau diteruskan ke host lain.
6. Paket masuk ke chain FORWARD pada tabel filter. Disinlah proses pemfilteran yang utama terjadi.
7. Paket masuk ke chain POSTROUTING pada tabel nat. Chain ini berfungsi utamanya untuk melakukan SNAT (Source Network Address Translation).
8. Paket keluar menuju interface jaringan, contoh eth1.
9. Paket kembali berada pada jaringan fisik, contoh LAN.

Perjalanan paket yang ditujukan bagi host lokal
1. Paket berada dalam jaringan fisik, contoh internet.
2. Paket masuk ke interface jaringan, contoh eth0.
3. Paket masuk ke chain PREROUTING pada tabel mangle.
4. Paket masuk ke chain PREROUTING pada tabel nat.
5. Paket mengalami keputusan routing.
6. Paket masuk ke chain INPUT pada tabel filter untuk mengalami proses penyaringan.
7. Paket akan diterima oleh aplikasi lokal.

Perjalanan paket yang berasal dari host lokal
1. Aplikasi lokal menghasilkan paket data yang akan dikirimkan melalui jaringan.
2. Paket memasuki chain OUTPUT pada tabel mangle.
3. Paket memasuki chain OUTPUT pada tabel nat.
4. Paket memasuki chain OUTPUT pada tabel filter.
5. Paket mengalami keputusan routing, seperti ke mana paket harus pergi dan melalui interface mana.
6. Paket masuk ke chain POSTROUTING pada tabel NAT.
7. Paket masuk ke interface jaringan, contoh eth0.
8. Paket berada pada jaringan fisik, contoh internet.

3. Sintaks IPTables

iptables [-t table] command [match] [target/jump]

1. Table
IPTables memiliki 3 buah tabel, yaitu NAT, MANGLE dan FILTER. Penggunannya disesuaikan dengan sifat dan karakteristik masing-masing. Fungsi dari masing-masing tabel tersebut sebagai berikut :
  1. NAT : Secara umum digunakan untuk melakukan Network Address Translation. NAT adalah penggantian field alamat asal atau alamat tujuan dari sebuah paket.
  2. MANGLE : Digunakan untuk melakukan penghalusan (mangle) paket, seperti TTL, TOS dan MARK.
  3. FILTER : Secara umum, inilah pemfilteran paket yang sesungguhnya.. Di sini bisa dintukan apakah paket akan di-DROP, LOG, ACCEPT atau REJECT
2. Command
Command pada baris perintah IPTables akan memberitahu apa yang harus dilakukan terhadap lanjutan sintaks perintah. Umumnya dilakukan penambahan atau penghapusan sesuatu dari tabel atau yang lain.

Command
Keterangan
-A 
--append
Perintah ini menambahkan aturan pada akhir chain. Aturan akan ditambahkan di akhir baris pada chain yang bersangkutan, sehingga akan dieksekusi terakhir
-D          
--delete
Perintah ini menghapus suatu aturan pada chain. Dilakukan dengan cara menyebutkan secara lengkap perintah yang ingin dihapus atau dengan menyebutkan nomor baris dimana perintah akan dihapus.
-R          
--replace
Penggunaannya sama seperti --delete, tetapi command ini menggantinya dengan entry yang baru.
-I          
--insert
Memasukkan aturan pada suatu baris di chain. Aturan akan dimasukkan pada baris yang disebutkan, dan aturan awal yang menempati baris tersebut akan digeser ke bawah. Demikian pula baris-baris selanjutnya.
-L          
--list
Perintah ini menampilkan semua aturan pada sebuah tabel. Apabila tabel tidak disebutkan, maka seluruh aturan pada semua tabel akan ditampilkan, walaupun tidak ada aturan sama sekali pada sebuah tabel. Command ini bisa dikombinasikan dengan option –v (verbose), -n (numeric) dan –x (exact).
-F          
--flush
Perintah ini mengosongkan aturan pada sebuah chain. Apabila chain tidak disebutkan, maka semua chain akan di-flush.
-N          
--new-chain
Perintah tersebut akan membuat chain baru.
-X          
--delete-chain
Perintah ini akan menghapus chain yang disebutkan. Agar perintah di atas berhasil, tidak boleh ada aturan lain yang mengacu kepada chain tersebut.
-P          
--policy
Perintah ini membuat kebijakan default pada sebuah chain. Sehingga jika ada sebuah paket yang tidak memenuhi aturan pada baris-baris yang telah didefinisikan, maka paket akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan default ini.
-E          
--rename-chain
Perintah ini akan merubah nama suatu chain.

3. Option
Option digunakan dikombinasikan dengan command tertentu yang akan menghasilkan suatu variasi perintah.

Option
Command          Pemakai
Keterangan
-v          
--verbose
--list          
--append 
--insert 
--delete
--replace
Memberikan output yang lebih detail, utamanya digunakan dengan --list. Jika digunakan dengan
--list, akan menampilkam K (x1.000),
M (1.000.000) dan G (1.000.000.000).
-x          
--exact
--list
Memberikan output yang lebih tepat.
-n          
--numeric
--list
Memberikan output yang berbentuk angka. Alamat IP dan nomor port akan ditampilkan dalam bentuk angka dan bukan hostname ataupun nama aplikasi/servis.
--line-number
--list
Akan menampilkan nomor dari daftar aturan. Hal ni akan mempermudah bagi kita untuk melakukan modifikasi aturan, jika kita mau meyisipkan atau menghapus aturan dengan nomor tertentu.
--modprobe
All
Memerintahkan IPTables untuk memanggil modul tertentu. Bisa digunakan bersamaan dengan semua command.

4. Generic Matches
Generic Matches artinya pendefinisian kriteria yang berlaku secara umum. Dengan kata lain, sintaks generic matches akan sama untuk semua protokol. Setelah protokol didefinisikan, maka baru didefinisikan aturan yang lebih spesifik yang dimiliki oleh protokol tersebut. Hal ini dilakukan karena tiap-tiap protokol memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga memerlukan perlakuan khusus.
Match
Keterangan
-p          
--protocol

Digunakan untuk mengecek tipe protokol tertentu. Contoh protokol yang umum adalah TCP, UDP, ICMP dan ALL. Daftar protokol bisa dilihat pada /etc/protocols.

Tanda inversi juga bisa diberlakukan di sini, misal kita menghendaki semua protokol kecuali icmp, maka kita bisa menuliskan --protokol ! icmp yang berarti semua kecuali icmp.
-s          
--src 
--source

Kriteria ini digunakan untuk mencocokkan paket berdasarkan alamat IP asal. Alamat di sini bisa berberntuk alamat tunggal seperti 192.168.1.1, atau suatu alamat network menggunakan netmask misal 192.168.1.0/255.255.255.0, atau bisa juga ditulis 192.168.1.0/24 yang artinya semua alamat 192.168.1.x. Kita juga bisa menggunakan inversi.

-d          
--dst
--destination

Digunakan untuk mecocokkan paket berdasarkan alamat tujuan. Penggunaannya sama dengan match –src

-i          
--in-interface

Match ini berguna untuk mencocokkan paket berdasarkan interface di mana paket datang. Match ini hanya berlaku pada chain INPUT, FORWARD dan PREROUTING

-o          
--out-interface

Berfungsi untuk mencocokkan paket berdasarkan interface di mana paket keluar. Penggunannya sama dengan
--in-interface. Berlaku untuk chain OUTPUT, FORWARD dan POSTROUTING


5. Implicit Matches
Implicit Matches adalah match yang spesifik untuk tipe protokol tertentu. Implicit Match merupakan sekumpulan rule yang akan diload setelah tipe protokol disebutkan. Ada 3 Implicit Match berlaku untuk tiga jenis protokol, yaitu TCP matches, UDP matches dan ICMP matches.

a. TCP matches
Match
Keterangan
--sport          
--source-port
Match ini berguna untuk mecocokkan paket berdasarkan port asal. Dalam hal ini kia bisa mendefinisikan nomor port atau nama service-nya. Daftar nama service dan nomor port yang bersesuaian dapat dilihat di /etc/services.
--sport juga bisa dituliskan untuk range port tertentu. Misalkan kita ingin mendefinisikan range antara port 22 sampai dengan 80, maka kita bisa menuliskan --sport 22:80.
Jika bagian salah satu bagian pada range tersebut kita hilangkan maka hal itu bisa kita artikan dari port 0, jika bagian kiri yang kita hilangkan, atau 65535 jika bagian kanan yang kita hilangkan. Contohnya --sport :80 artinya paket dengan port asal nol sampai dengan 80, atau --sport 1024: artinya paket dengan port asal 1024 sampai dengan 65535.Match ini juga mengenal inversi.
--dport          
--destination-port
Penggunaan match ini sama dengan match --source-port.
--tcp-flags
Digunakan untuk mencocokkan paket berdasarkan TCP flags yang ada pada paket tersebut. Pertama, pengecekan akan mengambil daftar flag yang akan diperbandingkan, dan kedua, akan memeriksa paket yang di-set 1, atau on.
Pada kedua list, masing-masing entry-nya harus dipisahkan oleh koma dan tidak boleh ada spasi antar entry, kecuali spasi antar kedua list. Match ini  mengenali SYN,ACK,FIN,RST,URG, PSH. Selain itu kita juga menuliskan ALL dan NONE. Match ini juga bisa menggunakan inversi.
--syn
Match ini akan memeriksa apakah flag SYN di-set dan ACK dan FIN tidak di-set. Perintah ini sama artinya jika kita menggunakan match --tcp-flags SYN,ACK,FIN SYN
Paket dengan match di atas digunakan untuk melakukan request koneksi TCP yang baru terhadap server

b. UDP Matches
Karena bahwa protokol UDP bersifat connectionless, maka tidak ada flags yang mendeskripsikan status paket untuk untuk membuka atau menutup koneksi. Paket UDP juga tidak memerlukan acknowledgement. Sehingga Implicit Match untuk protokol UDP lebih sedikit daripada TCP.
Ada dua macam match untuk UDP:
--sport atau --source-port
--dport atau --destination-port

c. ICMP Matches
Paket ICMP digunakan untuk mengirimkan pesan-pesan kesalahan dan kondisi-kondisi jaringan yang lain. Hanya ada satu implicit match untuk tipe protokol ICMP, yaitu :
--icmp-type
 
6. Explicit Matches
a. MAC Address
Match jenis ini berguna untuk melakukan pencocokan paket berdasarkan MAC source address. Perlu diingat bahwa MAC hanya berfungsi untuk jaringan yang menggunakan teknologi ethernet.
iptables –A INPUT –m mac –mac-source 00:00:00:00:00:01
 
b. Multiport Matches
Ekstensi Multiport Matches digunakan untuk mendefinisikan port atau port range lebih dari satu, yang berfungsi jika ingin didefinisikan aturan yang sama untuk beberapa port. Tapi hal yang perlu diingat bahwa kita tidak bisa menggunakan port matching standard dan multiport matching dalam waktu yang bersamaan.
iptables –A INPUT –p tcp –m multiport --source-port 22,53,80,110

c. Owner Matches
Penggunaan match ini untuk mencocokkan paket berdasarkan pembuat atau pemilik/owner paket tersebut. Match ini bekerja dalam chain OUTPUT, akan tetapi penggunaan match ini tidak terlalu luas, sebab ada beberapa proses tidak memiliki owner (??).
iptables –A OUTPUT –m owner --uid-owner 500

Kita juga bisa memfilter berdasarkan group ID dengan sintaks --gid-owner. Salah satu penggunannya adalah bisa mencegah user selain yang dikehendaki untuk mengakses internet misalnya.

d. State Matches
Match ini mendefinisikan state apa saja yang cocok. Ada 4 state yang berlaku, yaitu NEW, ESTABLISHED, RELATED dan INVALID. NEW digunakan untuk paket yang akan memulai koneksi baru. ESTABLISHED digunakan jika koneksi telah tersambung dan paket-paketnya merupakan bagian dari koneki tersebut. RELATED digunakan untuk paket-paket yang bukan bagian dari koneksi tetapi masih berhubungan dengan koneksi tersebut, contohnya adalah FTP data transfer yang menyertai sebuah koneksi TCP atau UDP. INVALID adalah paket yang tidak bisa diidentifikasi, bukan merupakan bagian dari koneksi yang ada.
iptables –A INPUT –m state --state RELATED,ESTABLISHED

7. Target/Jump
Target atau jump adalah perlakuan yang diberikan terhadap paket-paket yang memenuhi kriteria atau match. Jump memerlukan sebuah chain yang lain dalam tabel yang sama. Chain tersebut nantinya akan dimasuki oleh paket yang memenuhi kriteria. Analoginya ialah chain baru nanti berlaku sebagai prosedur/fungsi dari program utama. Sebagai contoh dibuat sebuah chain yang bernama tcp_packets. Setelah ditambahkan aturan-aturan ke dalam chain tersebut, kemudian chain tersebut akan direferensi dari chain input.
iptables –A INPUT –p tcp –j tcp_packets

Target
Keterangan
-j ACCEPT 
--jump ACCEPT
Ketika paket cocok dengan daftar match dan target ini diberlakukan, maka paket tidak akan melalui baris-baris aturan yang lain dalam chain tersebut atau chain yang lain yang mereferensi chain tersebut. Akan tetapi paket masih akan memasuki chain-chain pada tabel yang lain seperti biasa.
-j DROP 
--jump DROP
Target ini men-drop paket dan menolak untuk memproses lebih jauh. Dalam beberapa kasus mungkin hal ini kurang baik, karena akan meninggalkan dead socket antara client dan server.
Paket yang menerima target DROP benar-benar mati dan target tidak akan mengirim informasi tambahan dalam bentuk apapun kepada client atau server.
-j RETURN 
--jump RETURN
Target ini akan membuat paket berhenti melintasi aturan-aturan pada chain dimana paket tersebut menemui target RETURN. Jika chain merupakan subchain dari chain yang lain, maka paket akan kembali ke superset chain di atasnya dan masuk ke baris aturan berikutnya. Apabila chain adalah chain utama misalnya INPUT, maka paket akan dikembalikan kepada kebijakan default dari chain tersebut.
-j MIRROR
Apabila kompuuter A menjalankan target seperti contoh di atas, kemudian komputer B melakukan koneksi http ke komputer A, maka yang akan muncul pada browser adalah website komputer B itu sendiri. Karena fungsi utama target ini adalah membalik source address dan destination address.
Target ini bekerja pada chain INPUT, FORWARD dan PREROUTING atau chain buatan yang dipanggil melalui chain tersebut.

Beberapa target yang lain biasanya memerlukan parameter tambahan:

a. LOG Target
Ada beberapa option yang bisa digunakan bersamaan dengan target ini. Yang pertama adalah yang digunakan untuk menentukan tingkat log. Tingkatan log yang bisa digunakan adalah debug, info, notice, warning, err, crit, alert dan emerg.Yang kedua adalah -j LOG --log-prefix yang digunakan untuk memberikan string yang tertulis pada awalan log, sehingga memudahkan pembacaan log tersebut.
iptables –A FORWARD –p tcp –j LOG --log-level debug
iptables –A INPUT –p tcp –j LOG --log-prefix “INPUT Packets”
 
b. REJECT Target
Secara umum, REJECT bekerja seperti DROP, yaitu memblok paket dan menolak untuk memproses lebih lanjut paket tersebut. Tetapi, REJECT akan mengirimkan error message ke host pengirim paket tersebut. REJECT bekerja pada chain INPUT, OUTPUT dan FORWARD atau pada chain tambahan yang dipanggil dari ketiga chain tersebut.
iptables –A FORWARD –p tcp –dport 22 –j REJECT --reject-with icmp-host-unreachable

Ada beberapa tipe pesan yang bisa dikirimkan yaitu icmp-net-unreachable, icmp-host-unreachable, icmp-port-unreachable, icmp-proto-unrachable, icmp-net-prohibited dan icmp-host-prohibited.

c. SNAT Target

Target ini berguna untuk melakukan perubahan alamat asal dari paket (Source Network Address Translation). Target ini berlaku untuk tabel nat pada chain POSTROUTING, dan hanya di sinilah SNAT bisa dilakukan. Jika paket pertama dari sebuah koneksi mengalami SNAT, maka paket-paket berikutnya dalam koneksi tersebut juga akan mengalami hal yang sama.
iptables –t nat –A POSTROUTING –o eth0 –j SNAT --to-source 
194.236.50.155-194.236.50.160:1024-32000

d. DNAT Target
Berkebalikan dengan SNAT, DNAT digunakan untuk melakukan translasi field alamat tujuan (Destination Network Address Translation) pada header dari paket-paket yang memenuhi kriteria match. DNAT hanya bekerja untuk tabel nat pada chain PREROUTING dan OUTPUT atau chain buatan yang dipanggil oleh kedua chain tersebut.
iptables –t nat –A PREROUTING –p tcp –d 15.45.23.67 --dport 80 –j DNAT 
--to-destination 192.168.0.2

e. MASQUERADE Target
Secara umum, target MASQUERADE bekerja dengan cara yang hampir sama seperti target SNAT, tetapi target ini tidak memerlukan option --to-source. MASQUERADE memang didesain untuk bekerja pada komputer dengan koneksi yang tidak tetap seperti dial-up atau DHCP yang akan memberi pada kita nomor IP yang berubah-ubah.
Seperti halnya pada SNAT, target ini hanya bekerja untuk tabel nat pada chain POSTROUTING.
iptables –t nat –A POSTROUTING –o ppp0 –j MASQUERADE

f. REDIRECT Target
Target REDIRECT digunakan untuk mengalihkan jurusan (redirect) paket ke mesin itu sendiri. Target ini umumnya digunakan untuk mengarahkan paket yang menuju suatu port tertentu untuk memasuki suatu aplikasi proxy, lebih jauh lagi hal ini sangat berguna untuk membangun sebuah sistem jaringan yang menggunakan transparent proxy. Contohnya kita ingin mengalihkan semua koneksi yang menuju port http untuk memasuki aplikasi http proxy misalnya squid. Target ini hanya bekerja untuk tabel nat pada chain PREROUTING dan OUTPUT atau pada chain buatan yang dipanggil dari kedua chain tersebut.
iptables –t nat –A PREROUTING –i eth1 –p tcp --dport 80 –j REDIRECT --to-port 3128

Tutuorial Squid bisa dilihat di Instalasi Squid, Banner Filter, Porn Filter, Limit Bandwith, Transparan Proxy bikinan mas Hanny.

4. Penutup

Demikian dasar-dasar dari IPTables beserta komponen-komponennya. Mungkin anda masih agak bingung tentang implementasi dari apa yang telah dijelaskan di atas. Insya Allah dalam tulisan yang akan datang, saya akan memberikan beberapa contoh kasus jaringan yang menggunakan IPTables. Yea.. may I have enough power to do it :)


sumber : http://rootbox.or.id/tips/iptables.html


Block IP Scanners (NMAP)

/ ip firewall filter

add chain=input protocol=tcp psd=21,3s,3,1 action=add-src-to-address-list \
address-list="port scanners" address-list-timeout=2w comment="Port \
Scanners to list " disabled=no

add chain=input protocol=tcp tcp-flags=fin,!syn,!rst,!psh,!ack,!urg \
action=add-src-to-address-list address-list="port scanners" \
address-list-timeout=2w comment="" disabled=no

add chain=input protocol=tcp tcp-flags=fin,syn action=add-src-to-address-list \
address-list="port scanners" address-list-timeout=2w comment="" \
disabled=no

add chain=input protocol=tcp tcp-flags=syn,rst action=add-src-to-address-list \
address-list="port scanners" address-list-timeout=2w comment="" \
disabled=no

add chain=input protocol=tcp tcp-flags=fin,psh,urg,!syn,!rst,!ack \
action=add-src-to-address-list address-list="port scanners" \
address-list-timeout=2w comment="" disabled=no

add chain=input protocol=tcp tcp-flags=fin,syn,rst,psh,ack,urg \
action=add-src-to-address-list address-list="port scanners" \
address-list-timeout=2w comment="" disabled=no

add chain=input protocol=tcp tcp-flags=!fin,!syn,!rst,!psh,!ack,!urg \
action=add-src-to-address-list address-list="port scanners" \
address-list-timeout=2w comment="" disabled=no

add chain=input src-address-list="port scanners" action=drop comment="" \
disabled=no

sumber : http://baratev.sourceforge.net/stuff/mt.firewall.txt

Minggu, 20 Februari 2011

Key Windows 7 ultimate

Windows 7 Keys for 32-Bit version:

6JKV2-QPB8H-RQ893-FW7TM-PBJ73
QXV7B-K78W2-QGPR6-9FWH9-KGMM7
GG4MQ-MGK72-HVXFW-KHCRF-KW6KY
4HJRK-X6Q28-HWRFY-WDYHJ-K8HDH
TQ32R-WFBDM-GFHD2-QGVMH-3P9GC

Windows 7 Keys for 64-bit version:

482XP-6J9WR-4JXT3-VBPP6-FQF4M
7XRCQ-RPY28-YY9P8-R6HD8-84GH3
D9RHV-JG8XC-C77H2-3YF6D-RYRJ9
JYDV8-H8VXG-74RPT-6BJPB-X42V4
RFFTV-J6K7W-MHBQJ-XYMMJ-Q8DCH

Rabu, 16 Februari 2011

Bandwith Management

Melihat banyaknya pertanyaan mengenai pembagian sharing bandwith yang adil dan yang pasti
bisa membatasi semua jenis trafik baik IDM maupun P2P sehingga gak perlu takut kecolongan.

Konfigurasi Jaringan :
Public --- (10.0.0.1/24) MT (192.168.1.1/24)--- Local

Skenarionya kaya gini :
Client 192.168.1.10 --- Bandwidth 512kbps 1:1 (corporate)
(512k up / 512 down)

Client 192.168.1.20, 21, 22, 23 --- Bandwidth 384kbps 1:4 (personal)
(64k up / 384 down)

Kapasitas Bandwidth = 512+384

01. Pertama-tama lakukan mangle :

#Untuk trafik upload corporate

/ip firewall mangle add chain=prerouting src-address=192.168.1.10 in-interface=Local \
 action=mark-packet new-packet-mark=corporate-up passthrough=no

#Untuk trafik download corporate
/ip firewall mangle add chain=forward src-address=192.168.1.10 action=mark-connection \
 new-connection-mark=corporate-conn passthrough=yes
/ip firewall mangle add chain=forward connection-mark=corporate-conn in-interface=Public \
 action=mark-packet new-packet-mark=corporate-down passthrough=no

#Untuk trafik upload personal
/ip firewall mangle add chain=prerouting src-address=192.168.1.20 in-interface=Local \
 action=mark-packet new-packet-mark=personal-up passthrough=no
/ip firewall mangle add chain=prerouting src-address=192.168.1.21 in-interface=Local \
 action=mark-packet new-packet-mark=personal-up passthrough=no
/ip firewall mangle add chain=prerouting src-address=192.168.1.22 in-interface=Local \
 action=mark-packet new-packet-mark=personal-up passthrough=no
/ip firewall mangle add chain=prerouting src-address=192.168.1.23 in-interface=Local \
 action=mark-packet new-packet-mark=personal-up passthrough=no

#Untuk trafik download personal
/ip firewall mangle add chain=forward src-address=192.168.1.20 action=mark-connection \
 new-connection-mark=personal-conn passthrough=yes
/ip firewall mangle add chain=forward src-address=192.168.1.21 action=mark-connection \
 new-connection-mark=personal-conn passthrough=yes
/ip firewall mangle add chain=forward src-address=192.168.1.22 action=mark-connection \
 new-connection-mark=personal-conn passthrough=yes
/ip firewall mangle add chain=forward src-address=192.168.1.23 action=mark-connection \
 new-connection-mark=personal-conn passthrough=yes
/ip firewall mangle add chain=forward connection-mark=personal-conn in-interface=Public \
 action=mark-packet new-packet-mark=personal-down passthrough=no

Harap diperhatikan untuk mark-packet maka passthrough=no sedangkan untuk mark-connection passthrough=yes

02. Nah setelah beres urusan mangling ini, kita lanjut ke pembuatan queue tree :
/queue tree add name=down parent=Local queue=default
/queue tree add name=up parent=global-in queue=default

untuk download kita menggunakan in-interface kita dalam hal ini Local,
sedangkan untuk upload kita menggunakan global-in

03. selanjutnya kita tambahkan type baru di queue kita :
yang harus kita tambahkan melihat skenario diatas adalah PCQ untuk
paket corporate 512kbps (1:1) dan paket personal 384kbps (1:4).

Untuk paket corporate kita langsung menetapkan angka 512kbps, sedangkan untuk personal
kita tidak dapat menetapkan angka disini karena bandiwdth yang akan diterima oleh paket
personal tergantung seberapa banyak user yang online, jadi jika hanya 1 orang online
akan mendapatkan bw penuh 384kbps, kalau 2 orang online maka masing-masing akan
mendapatkan 192kbps dan seterusnya.

/queue type add name=512-down kind=pcq pcq-rate=512k pcq-classifier=dst-address pcq-total-limit=2000
/queue type add name=512-up kind=pcq rate=512k pcq-classifier=src-address pcq-total-limit=2000

/queue type add name=auto-down kind=pcq pcq-rate=0 pcq-classifier=dst-address pcq-total-limit=2000
/queue type add name=auto-up kind=pcq rate=0 pcq-classifier=src-address pcq-total-limit=2000

kita menggunakan 0 pada paket personal karena MT akan menghitung berapa besar bw
yang tersedia pada saat client melakukan koneksi.

Nah setelah itu kita kembali ke queue tree dan menambahkan :

Paket corporate
/queue tree add name=corp-down packet-mark=corporate-down parent=down queue=512-down
/queue tree add name=corp-up parent=up packet-mark=corporate-up queue=512-up

Paket personal
/queue tree add name=per-down packet-mark=personal-down parent=down queue=auto-down max-limit=384k
/queue tree add name=per-up parent=up packet-mark=personal-up queue=auto-up max-limit=64k

Done.
Setelah melakukan semua hal ini silahkan dicobaa gunakan aplikasi P2P ataupun downloader,
seharusnya semuanya sudah dapat ter-shaping dengan baik

Settingan diatas cocok diterapkan buat konfigurasi seperti diterangkan diatas,
tanpa menggunakan proxy internal MT dan hanya 2 interface, untuk penggunakan proxy internal
dan lebih banyak interface diperlukan sedikit perubahan dan penambahan pada script diatas







By Geonet_comp at www.forummikrotik.com

########################################################################

  Documentation,Editing,Optimization by baratev.sourceforge.net

########################################################################

sumber : http://baratev.sourceforge.net/stuff/mt.pcq.provider.txt

Jumat, 04 Februari 2011

Router Mikrotik

# asumsi: Publik adalah Ip yang terhubung ke modem(internet)
    local adalah Ip lan


# mengubah nama host.

[admin@Mikrotik] > system identity set name=adiscsi
[admin@adiscsi] >


# mengubah nama interface...(sebelum di konfigurasi, biasanya nama interface adalah Ether0 dan Ether1)

[admin@adiscsi] > interface set Ether0 name=Public
[admin@adiscsi] > interface set Ether1 name=Local


# sekarang ita setting IP Publicnya

[admin@adiscsi] > ip address add address 192.168.1.200/24 network=192.168.1.0 broadcast=192.168.1.255 interface=Public
[admin@adiscsi] > ip route add gateway=192.168.1.1
[admin@adiscsi] > ip dns set primary-dns=125.162.53.33


# nah, sekarang coba tes ping google (seharusnya udah jalan, kalau gak jalan coba periksa lagi gateway dan dnsnya)

[admin@adiscsi] > ping google.com
64.233.181.104 64 byte ping: ttl=52 time=79 ms
64.233.181.104 64 byte ping: ttl=52 time=94 ms
64.233.181.104 64 byte ping: ttl=52 time=60 ms
64.233.181.104 64 byte ping: ttl=52 time=126 ms
64.233.181.104 64 byte ping: ttl=52 time=68 ms
64.233.181.104 64 byte ping: ttl=52 time=156 ms
64.233.181.104 64 byte ping: ttl=52 time=63 ms
64.233.181.104 64 byte ping: ttl=52 time=59 ms
64.233.181.104 64 byte ping: ttl=52 time=60 ms
9 packets transmitted, 9 packets received, 0% packet loss
round-trip min/avg/max = 59/85.0/156 ms
[admin@adiscsi] >

#ok pastikan semua berjalan lancar, sekarang kita set ip local kita.

[admin@adiscsi] > ip address add address 192.168.10.1/28 network=192.168.10.0 broadcast=192.168.10.15 interface=Local


# ok, semua berjalan seperti yang diharapkan, sekarang kita set nat nya

Setup Masquerading, Jika Mikrotik akan kita pergunakan sebagai gateway server maka agar
client computer pada network dapat terkoneksi ke internet perlu kita masquerading.

[admin@adiscsi] > ip firewall nat add chain=srcnat out-interface=public action=masquerade


# sekarang kita akan seting ip pool nya untuk membuat dhcp-server

[admin@adiscsi] > ip pool add name=adiscsi range=192.168.10.2-192.168.10.14
[admin@adiscsi] > ip dhcp-server add address-pool=adiscsi interface=local
[admin@adiscsi] > ip dhcp-server network add address=192.168.10.0/28 gateway=192.168.10.1 dns-server=192.168.10.1

nah sekarang coba tes ping ke ke gateway nya LAN.

[admin@adiscsi] > ping 192.168.10.1
192.168.10.1 64 byte ping: ttl=64 time<1 ms
192.168.10.1 64 byte ping: ttl=64 time<1 ms
192.168.10.1 64 byte ping: ttl=64 time<1 ms
192.168.10.1 64 byte ping: ttl=64 time<1 ms
192.168.10.1 64 byte ping: ttl=64 time<1 ms
192.168.10.1 64 byte ping: ttl=64 time<1 ms
6 packets transmitted, 6 packets received, 0% packet loss
round-trip min/avg/max = 0/0.0/0 ms
[admin@adiscsi] >


# kemudian Lihat status DHCP server

[admin@adiscsi] > ip dhcp-server print

Flags: X - disabled, I - invalid

# NAME INTERFACE RELAY ADDRESS-POOL LEASE-TIME ADD-ARP

0 dhcp1     Local


# Tanda X menyatakan bahwa DHCP server belum enable maka perlu dienablekan terlebih
  dahulu pada langkah selanjutnya.


# Jangan Lupa dibuat enable dulu dhcp servernya

[admin@adiscsi] > ip dhcp-server enable 0

# kemudian cek kembali dhcp-server seperti langkah diatas, jika tanda X sudah tidak ada berarti
  sudah aktif

# kemudian coba Tes Dari client

# sekarang klien sudah mendapat IPnya langsung, jadi gak membuat si admin repot lagi untuk mengaturnya...

nah sekarang router kita sudah berjalan dengan baik..

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More